Hola, I'm back!
Saya lagi ngat-ingat soal masa lalu yng kelam nih. Jadi pingin tulis di blog. Ini
sebenernya adalah cerita lanjutan perjalanan hidup saya. Yah.. bisa
dibilang sekarang saya sudah lulus kuliah. Lulusnya boleh digaris
bawahi. Hmm.. ngomong-ngomong soal lulus-lusan, sejatinya yang namanya
lulus biasanya dibarengi dengan merayakan hari kelulusan. Ehm.. gini
lo.. hmm.. Aggrhh!! sudah lah, intinya, gimana sih perasaan lo kalo udah
dinyatakan lulus kuliah tapi belum wisuda??? #cetarrr #jleb.
Jadi
begitulah lanjutan hidup gw. Tidak semulus yang dirasakan kebanyakan
orang. (btw, ane nulis blog ini sambil curi-curi waktu di kantor lo..
wakwak.. trus bangga gitu?atau harus bilang wow gitu.. ) Lanjut soal
wisuda. Secara gw dari TK emang gag pernah ngerayain hari kelulusan.
Suka envy deh, waktu liat foto temen-temen pas lulusan TK tuh
didandanin, pake sanggul, kondean lah gitu.. gitu.. Tapi gw nggak. Trus
pas SD biasanya kalo lulusan kelas 6 tuh di sekolah gw biasanya, ada
acara plesiran, study tour kelulusan gitu, ke Jakarta atau Jogja atau
intinya ke tempat wisata gitu. But see.. lagi-lagi apes banget pas
angkatan gw cuman pergi ke pantai pasir putih, which is pantainya tuh
sekarang udah gag indah, banyak orang jualan 'n berenang persis kayak
kolam cendol, hehehe. Sedih banget lah, ditambah baju saya pun
ketinggalan pulak disana. Apes. Nah, waktu SMP dan SMA-pun ceritanya
kurang lebih sama, jadi bisa dibilang kondisi ini udah bikin saya
terbiasa sih. Nah kalau begitu kenapa jadi gag biasa waktu kuliah?
Jadi
gini, saya ingat sekali saya seharusnya wisuda tanggal 29 Februari
2012. Saya sudah dinyatakan lulus kuliah sejak Oktober akhir 2011.
Kemudian saya mencari pekerjaan dan alhamdulillah sudah diterima sejak
Desember 2011. Dari bulan Oktober tersebut saya sudah membereskan ijasah
dan embel-embelnya, terus daftar wisuda. Tadinya mau ikutan wisuda
Desember, tapi kuota sudah penuh makanya saya alihkan ke Februari. Lalu
tinggal tunggu daftar ulang nanti seminggu dekat hari wisudanya. Setelah
selesai daftaran wisuda dan diterima kerja tersebut, saya bersiap untuk
langsung go ke Kalimantan untuk mengikuti training karyawan baru selama
3 bulan. Saya pikir, Ah saya bisa lah nanti izin pulang buat wisuda.
Namun, sayang beribu sayang, apes semilyar apes, tapi alhamdulillah ya
robb.. saya dinyatakan tidak bisa pulang karena pas tanggal 29 Februari
tersebut saya sedang ujian training. #jiahhhh... Disitu saya teringat
perkataan ibu saya dan sepertinya itu memang sudah pertanda dari dulu.
Waktu mau berangkat ke Kalimantan, dengan heboh saya sudah rencana
memesan kebaya, namun ibu saya bilang "ndah usah pesan juga ndak apa..,
nanti saja kalau sempet pulang tinggal beli jadi." gitu kata beliau.
Disitu sebenernya aye sedih banget saudara-saudara...
Tapi saudara-saudara, hal ini bukan menjadi alasan buat saya untuk
bersedih dan menyesali nasib selamanya. Saya ingat ada perkataan
seseorang di sebuah film, seorang ibu bijak sedang ditangisi anak-nya
karena si ibu telah diusir dari rumahnya dan tinggal di gubuk menjelang
hari raya. (Nah loh, film apa pulak itu.. ) Tapi si ibu berkata "Sude
lah Sum, kau nie sperti tak punye agame saje nangis macam tu, Mak tak
pergi jauh le.. Kite harusnye bersyukor.. masih banyak yg lebih buruk
keadaanye dari Mak..". Meskipun agak gak nyambung, tapi perkataan si Mak
itu telah mengingatkan saya untuk La Tahzan, because tidak ada sesuatu
pun kejadian yang sia-sia di dunia ini. Pasti ada hikmah, kalaupun tidak
sekarang pasti ada gantinya, ntah besok atau kapanpun. Sebenarnya
faktor terbesar saya selalu ingat kejadian ini, ya karena ada yang
mengingatkan (hayo, kalo kalian yg ngerasa jadi orang selalu ngingetin
saya pasti ketawa kalo baca postingan ini.. wkwkwk).
Hah
ya sudah lah.. sebenarnya saya tulis postingan ini udah terlalu basi,
tapi pasti akan jadi kenangan manis saya selamanya. Kadang kalau ingat ini suka bikin ketawa. Juga ini sering jadi bahan lelucon dintara saya dan teman-teman seperjalanan karir dan teman sekolah. Ini berarti jadi
motivasi suatu saat saya harus jadi wisuda meskipun bukan dengan gelar
yang sama.. S2 maybe.. hehehe Amiinnn...
Kamis, 18 Juli 2013
Aku Bangga Bisa Kuliah Jurusan Pertanian
Ehmm,, judul menerangkan isi. Yuppy.. benar sekali.
Kalau ada yang bilang "situ kuliah jurusan apa?", tanpa ragu lagi saya
akan bilang " ik ben student van de landbouw" alias "saya mahasiswa
jurusan pertanian!".
Udah capek-capek kuliah, malah gag kerja! Jurusan pertanian pulak.. Eits.. Jangan dikira lulusan pertanian tidak memiliki masa depan yang cerah. Sebelum diteruskan, ingatlah.. semua kesuksesan berawal dari ketiadaan. Jangan banyak berharap kalu kita tidak pernah melakukan apa-apa. Karena kita kuliah di jurusan pertanian, maka kita akan terbiasa dengan yang namanya reset atau research (sama aja). That's mean that we must be used to find something new. Semudah apapun, secepat apapun penelitian yang kita lakukan akan memberikan kontribusi baru di bidang pertanian. Dan itu adalah modal untuk kita berkecimpung di bidang pertanian. Jangan lupa selama kuliah kita akan bertemu banyak dosen yang merupakan sumber ilmu, sumber informasi, dan sumber link. Hmm.. kalau semua amunisi sudah ada, "why don't we start to build our own business. Yupz, peluang terbesar kita adalah di bidang wirausaha..". Kalau anda tidak yakin, yaa.. boleh saja mengais rejeki di bidang lain. Saat ini dunia kerja tidak membatasi kita untuk bekerja sesuai dengan jurusan kok. Jadi pegawai bank boleh (wakwak).., wartawan, jurnalistik, politikus, presiden, atau PNS sekalipun bisa. Jadi dokter (tanaman) juga bisa, jadi apoteker (pestisida, herbisida) juga bisa.. hayoo.. kurang apa coba..
Sempat
terasa heran sih. Kenapa kalau kita kuliah jurusan pertanian selalu
saja dibombardir dengan pertanyaan bin pernyataan " situ kuliah
pertanian ya? yang kerjanya tiap hari nyangkul ya?" atau "nanti mau jadi
petani?" atau yang paling ekstrim "mau nyangkul di sawah aja pakek
sekolah segala... ". Kalian tau itu semua salah besar!!!
Awalnya
saya ngerasa bingung dan minder sendiri. Kebetulan saya kuliah di salah
satu universitas pertanian ternama di Indonesia. Saya masuk kuliah
melalui jalur penerimaan minat dan bakat aau sering disebut PMDK. Ketika
tahun pertama saya masuk, saya blas nggak tau apa-apa termasuk masalah
cangkul-mencangkul. Asal tahu aja, yang masuk jurusan pertanian baik
agronomi, hortikultura, hama penyakit tanaman, ilmu tanah seklipun tidak
murni semuanya anak petani yang berasal dari provinsi luar jawa atau
ibu kota coret saja. Banyak juga anak-anak yang masuk jurusan pertanian
yang berasal dari sekolah-sekolah unggulan dan terkenal di kota besar.
Satu point yang harus dibenahi adalah "masuk
jurusan pertanian bukan berarti kita memang anak petani, tetapi saya
yakin mereka adalah anak-anak yang memang mencintai dan penasaran dengan
pertanian di Indonesia".
"Knowing
about agriculture make our mind to be opened". Ketika awal masuk
perkuliahan, saya merasa jendela fikiran saya terbuka lebar terkait
masalah pertanian. Di jurusan saya, agronomi dan hortikultura, waktu
pertama masuk kuliah, kita diberi pencerahan kalo pertanian itu nggak
identik dengan sawah. Mungkin karena di Indonesia banyak sawah, jadi
mereka berasumsi bahwa pertanian ya artinya petani yang pergi ke sawah.
Nee.. Pertanian luas bro! Pertanian itu mencakup segala aspek yang
berhubungan dengan budidaya tanaman, dan pengelolaan agroklimatnya.
Peternakan, kehutanan, dan perianan juga termasuk ke dalam pertanian
dalam arti luas. Sedangkan dalam arti sempitnya mulai dari perbanyakan
tanaman secara konvensional hingga molekuler, teknologi pengendalian
penyakit dan hama, pengelolaan hara tanah, sampe estetikanya juga masih
ranahnya bidang pertanian. Apalagi sekarang nie, pertanian saking
krusialnya sampai di seret-seret ke ranah politik. So, poin keduanya
adalah "masuk jurusan pertanian gag akan bikin kamu cumplung, justru kamu akan belajar untuk tidak membuang-buang makanan demi petani".
Setahun
saya belajar pertanian membuat saya makin rendah diri. Kenapa, karena
ternyata saya sangat bodoh dan ketinggalan berita. Dahulu saya nggak
ngerti kenapa diberita selalu berbicara kalau Indonesia selalu mengimpor
ini itu, kenapa nggak bisa swasembada? Seperti pemirsa yang ketinggalan
gossip, saya baru ngeh apa yang terjadi sebenarnya. Lalu, sebenernya
agak nggak penting sih.. tapi ini yang sering jadi dilema ketika kita
pulang kampung. Apalagi waktu liburan lebaran. Setiap ada tetangga atau
saudara yang mereview kita rutin dengan pertanyaan yang sama "kuliah
dimana?" "Oh, kuliah pertanian ya, disana yg dipelajari apa?". Sudah
deh, apalagi ibu-ibu rumah tangga yang nggak ngertian. Kalo anaknya
kuliah di kedokteran si pertanyaannya mungkin beda "kuliah kedokteran
ya, wah hebaat..", dengan segala embel-embelnya. Curcol beginian yang
sering bikin kita down. Berasa kuliah di planet apa gitu. Tapi tenang,
kita nggak usah minder. Show up guys, Be positive thinking. Mungkin kita
belum menemukan lawan bicara yang cocok yang bisa mendiskusikan masalah
pertanian. Coz kita tau, "pada skala nasional
dan internasional, pertanian merupakan topik menarik yang
diperbincangkan kaum elite, businessman, pengusaha kebun macam Bakrie,
hobiis, hingga para wirausahawan". Semua akan ada waktunya. haha
Bagaimana?
makin tertarikkah dengan pertanian? Sedikit bercerita tentang jurusan
saya, Agronomi dan Hortikultura a.k.a Budidaya pertanian a.k.a sekarang
sudah ada yang bergabung menjadi Agroindustri Pertanian. Apa sih yang
dipelajari di jurusan ini? Mata kuliahnya apa saja? Well, pertama
pastinya kita akan belajar tentang dasar-dasarnya. Mulai dari dasar ilmu
agronomi, dasar hortikultura, ilmu tanah, ilmu hama penyakit, dasar
arsitektur lansekap yang akan mengantarkan kita ke indahnya dunia
pertanian. Lanjut biar makin hot, kita akan belajar dasar-dasar
pemuliaan tanaman, dasar bioteknologi tanaman, ilmu gulma, hara tanaman,
teknik budidaya dan pembiakan tanaman yang mengajarkan lebih rinci
tentang teknis-teknis dalam teknologi bertani. Untuk menambah wawasan,
kita juga akan belajar tentang ilmu sayuran, buah, bunga, tanaman
pangan, tanaman perkebunan, tanaman obat, pokoknya semua komoditas
pertanian deh. Setelah kita pelajari semua aspek, tidak lupa kita akan
belajar bagaimana menjadikan ladang bertani menjadi ladang emas yang
menguntungkan. Kita akan mulai dari dasarnya ekonomi pertanian, lanjut
hingga menejemen produksi pertanian. Tujuannya menjadikan apa saja yang
ditanam menimbulkan manfaat tidak hanya material, tetapi finansial. "Jadi, siapa masih berani bilang untuk menjadi petani gag perlu sekolah? That's a big liar",
meskipun hakikatnya belajar bisa dilakukan dimana saja. Tidak semua
pengusaha sukses seperti Bob Sadino pintar karena sekolah. Tapi
setidaknya beliau belajar kurang lebih sama,, b'coz nothin victory
without best preparation..
Udah capek-capek kuliah, malah gag kerja! Jurusan pertanian pulak.. Eits.. Jangan dikira lulusan pertanian tidak memiliki masa depan yang cerah. Sebelum diteruskan, ingatlah.. semua kesuksesan berawal dari ketiadaan. Jangan banyak berharap kalu kita tidak pernah melakukan apa-apa. Karena kita kuliah di jurusan pertanian, maka kita akan terbiasa dengan yang namanya reset atau research (sama aja). That's mean that we must be used to find something new. Semudah apapun, secepat apapun penelitian yang kita lakukan akan memberikan kontribusi baru di bidang pertanian. Dan itu adalah modal untuk kita berkecimpung di bidang pertanian. Jangan lupa selama kuliah kita akan bertemu banyak dosen yang merupakan sumber ilmu, sumber informasi, dan sumber link. Hmm.. kalau semua amunisi sudah ada, "why don't we start to build our own business. Yupz, peluang terbesar kita adalah di bidang wirausaha..". Kalau anda tidak yakin, yaa.. boleh saja mengais rejeki di bidang lain. Saat ini dunia kerja tidak membatasi kita untuk bekerja sesuai dengan jurusan kok. Jadi pegawai bank boleh (wakwak).., wartawan, jurnalistik, politikus, presiden, atau PNS sekalipun bisa. Jadi dokter (tanaman) juga bisa, jadi apoteker (pestisida, herbisida) juga bisa.. hayoo.. kurang apa coba..
Makin
tertarikkah anda untuk turut meramaikan dunia pertanian? Mari kita
garap ladang yang ada di depan mata.. Being independent farming by being
independent farmer, and let's Feed The World
Langganan:
Postingan (Atom)