Kamis, 18 Juli 2013

Aku Bangga Bisa Kuliah Jurusan Pertanian

Ehmm,, judul menerangkan isi. Yuppy.. benar sekali. Kalau ada yang bilang "situ kuliah jurusan apa?", tanpa ragu lagi saya akan bilang " ik ben student van de landbouw" alias "saya mahasiswa jurusan pertanian!".

Sempat terasa heran sih. Kenapa kalau kita kuliah jurusan pertanian selalu saja dibombardir dengan pertanyaan bin pernyataan " situ kuliah pertanian ya? yang kerjanya tiap hari nyangkul ya?" atau "nanti mau jadi petani?" atau yang paling ekstrim "mau nyangkul di sawah aja pakek sekolah segala... ". Kalian tau itu semua salah besar!!!
Awalnya saya ngerasa bingung dan minder sendiri. Kebetulan saya kuliah di salah satu universitas pertanian ternama di Indonesia. Saya masuk kuliah melalui jalur penerimaan minat dan bakat aau sering disebut PMDK. Ketika tahun  pertama saya masuk, saya blas nggak tau apa-apa termasuk masalah cangkul-mencangkul. Asal tahu aja, yang masuk jurusan pertanian baik agronomi, hortikultura, hama penyakit tanaman, ilmu tanah seklipun tidak murni semuanya anak petani yang berasal dari provinsi luar jawa atau ibu kota coret saja. Banyak juga anak-anak yang masuk jurusan pertanian yang berasal dari sekolah-sekolah unggulan dan terkenal di kota besar. Satu point yang harus dibenahi adalah "masuk jurusan pertanian bukan berarti kita memang anak petani, tetapi saya yakin mereka adalah anak-anak yang memang mencintai dan penasaran dengan pertanian di Indonesia".

"Knowing about agriculture make our mind to be opened". Ketika awal masuk perkuliahan, saya merasa jendela fikiran saya terbuka lebar terkait masalah pertanian. Di jurusan saya, agronomi dan hortikultura, waktu pertama masuk kuliah, kita diberi pencerahan kalo pertanian itu nggak identik dengan sawah. Mungkin karena di Indonesia banyak sawah, jadi mereka berasumsi bahwa pertanian ya artinya petani yang pergi ke sawah. Nee.. Pertanian luas bro! Pertanian itu mencakup segala aspek yang berhubungan dengan budidaya tanaman, dan pengelolaan agroklimatnya. Peternakan, kehutanan, dan perianan juga termasuk ke dalam pertanian dalam arti luas. Sedangkan dalam arti sempitnya mulai dari perbanyakan tanaman secara konvensional hingga molekuler, teknologi pengendalian penyakit dan hama, pengelolaan hara tanah, sampe estetikanya juga masih ranahnya bidang pertanian. Apalagi sekarang nie, pertanian saking krusialnya sampai di seret-seret ke ranah politik. So, poin keduanya adalah "masuk jurusan pertanian gag akan bikin kamu cumplung, justru kamu akan belajar untuk tidak membuang-buang makanan demi petani".

Setahun saya belajar pertanian membuat saya makin rendah diri. Kenapa, karena ternyata saya sangat bodoh dan ketinggalan berita. Dahulu saya nggak ngerti kenapa diberita selalu berbicara kalau Indonesia selalu mengimpor ini itu, kenapa nggak bisa swasembada? Seperti pemirsa yang ketinggalan gossip, saya baru ngeh apa yang terjadi sebenarnya. Lalu, sebenernya agak nggak penting sih.. tapi ini yang sering jadi dilema ketika kita pulang kampung. Apalagi waktu liburan lebaran. Setiap ada tetangga atau saudara yang mereview kita rutin dengan pertanyaan yang sama "kuliah dimana?" "Oh, kuliah pertanian ya, disana yg dipelajari apa?". Sudah deh, apalagi ibu-ibu rumah tangga yang nggak ngertian. Kalo anaknya kuliah di kedokteran si pertanyaannya mungkin beda "kuliah kedokteran ya, wah hebaat..", dengan segala embel-embelnya. Curcol beginian yang sering bikin kita down. Berasa kuliah di planet apa gitu. Tapi tenang, kita nggak usah minder. Show up guys, Be positive thinking. Mungkin kita belum menemukan lawan bicara yang cocok yang bisa mendiskusikan masalah pertanian. Coz kita tau, "pada skala nasional dan internasional, pertanian merupakan topik menarik yang diperbincangkan kaum elite, businessman, pengusaha kebun macam Bakrie, hobiis, hingga para wirausahawan". Semua akan ada waktunya. haha

Bagaimana? makin tertarikkah dengan pertanian? Sedikit bercerita tentang jurusan saya, Agronomi dan Hortikultura a.k.a Budidaya pertanian a.k.a sekarang sudah ada yang bergabung menjadi Agroindustri Pertanian. Apa sih yang dipelajari di jurusan ini? Mata kuliahnya apa saja? Well, pertama pastinya kita akan belajar tentang dasar-dasarnya. Mulai dari dasar ilmu agronomi, dasar hortikultura, ilmu tanah, ilmu hama penyakit, dasar arsitektur lansekap yang akan mengantarkan kita ke indahnya dunia pertanian. Lanjut biar makin hot, kita akan belajar dasar-dasar pemuliaan tanaman, dasar bioteknologi tanaman, ilmu gulma, hara tanaman, teknik budidaya dan pembiakan tanaman yang mengajarkan lebih rinci tentang teknis-teknis dalam teknologi bertani. Untuk menambah wawasan, kita juga akan belajar tentang ilmu sayuran, buah, bunga, tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman obat, pokoknya semua komoditas pertanian deh. Setelah kita pelajari semua aspek, tidak lupa kita akan belajar bagaimana menjadikan ladang bertani menjadi ladang emas yang menguntungkan. Kita akan mulai dari dasarnya ekonomi pertanian, lanjut hingga menejemen produksi pertanian. Tujuannya menjadikan apa saja yang ditanam menimbulkan manfaat tidak hanya material, tetapi finansial. "Jadi, siapa masih berani bilang untuk menjadi petani gag perlu sekolah? That's a big liar", meskipun hakikatnya belajar bisa dilakukan dimana saja. Tidak semua pengusaha sukses seperti Bob Sadino pintar karena sekolah. Tapi setidaknya beliau belajar kurang lebih sama,, b'coz nothin victory without best preparation..

Udah capek-capek kuliah, malah gag kerja! Jurusan pertanian pulak.. Eits.. Jangan dikira lulusan pertanian tidak memiliki masa depan yang cerah. Sebelum diteruskan, ingatlah.. semua kesuksesan berawal dari ketiadaan. Jangan banyak berharap kalu kita tidak pernah melakukan apa-apa. Karena kita kuliah di jurusan pertanian, maka kita akan terbiasa dengan yang namanya reset atau research (sama aja). That's mean that we must be used to find something new. Semudah apapun, secepat apapun penelitian yang kita lakukan akan memberikan kontribusi baru di bidang pertanian. Dan itu adalah modal untuk kita berkecimpung di bidang pertanian. Jangan lupa selama kuliah kita akan bertemu banyak dosen yang merupakan sumber ilmu, sumber informasi, dan sumber link. Hmm.. kalau semua amunisi sudah ada, "why don't we start to build our own business. Yupz, peluang terbesar kita adalah di bidang wirausaha..". Kalau anda tidak yakin, yaa.. boleh saja mengais rejeki di bidang lain. Saat ini dunia kerja tidak membatasi kita untuk bekerja sesuai dengan jurusan kok. Jadi pegawai bank boleh (wakwak).., wartawan, jurnalistik, politikus, presiden, atau PNS sekalipun bisa. Jadi dokter (tanaman) juga bisa, jadi apoteker (pestisida, herbisida) juga bisa.. hayoo.. kurang apa coba..
Makin tertarikkah anda untuk turut meramaikan dunia pertanian? Mari kita garap ladang yang ada di depan mata.. Being independent farming by being independent farmer, and let's Feed The World

11 komentar:

  1. Hai kak sangat menginspirasi. Ada akun line atau email kak?saya mau konsultasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf lama sekali gak dibuka, bisa diemail ke iyut.choky@gmail.com , salam kenal.

      Hapus
  2. Hai kak sangat menginspirasi. Ada akun line atau email kak?saya mau konsultasi

    BalasHapus
  3. waahhh...seru juga ya kak...kak kira-kira kalo kita mau masuk argonomi n holtikultura lewat smptn gampang ga sih?

    BalasHapus
  4. ilmu itu memang dapat ditempuh dengan sekolah dan salah satunya adalah ilmu pertanian dimana harus bangga karena prospek kerjanya sangat luas sekali Agroteknologi.web.id sumber informasi pertanian indonesia

    BalasHapus

  5. Agenpoker.biz merupakan solusi judi poker online terbaik dalam permainan poker. Segera daftarkan diri anda dan dapatkan Bonus Depo Awal Member Baru dan juga Bonus Pulsa hanya di AGENPOKER.BIZ , Jadilah jutawan hanya dengan modal 10.000 rupiah sekarang juga !!!!

    BalasHapus
  6. pertanian adalah soal hidup atau mati, kata pak karno

    BalasHapus
  7. makasi kak. aku mkin bngga jdi anak pertanian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat.. jgn berhenti untuk mencari tau.. ertanian asyik loh..

      Hapus
  8. Terimakasih gan rujukanya, siap diramaikan..

    BalasHapus